Jumat, 23 Januari 2009

Stay Away From Me !

Menjadi remaja itu menyenangkan.

Benar benar menjadi remaja, alias lengkap dengan segala macam atributnya. Nongkrong, bergaul, pacaran, bolos sekolah, ngecengin cewek kelas sebelah, mengutuk dosen, ngendon di depan computer buat ngerjain tugas, nyobain rokok, ngedrugs, beli kondom …. Wait wait, endingnya kok parah semua ya. Narkoba?

Boleh percaya atau tidak, boleh merasa basi ato nggak, tapi memang dunia remaja sekarang ini sudah lama dijajah oleh narkoba dan sahabat sahabatnya.

Nggak bosen bosennya pemerintah dan sekian banyak LSM masyarakat yang menyerukan slogan “Say No to Drugs” dimana mana. Mulai dari pemasangan jargon jargon anti narkoba di sepanjang jalan, sampai ke kesan pematenan tema “Anti Narkoba” di tiap tiap lomba remaja, baik poster, karya tulis, cerpen sampai blog.

Melihat gencarnya usaha pemerintah dalam membantu golongan remaja, khususnya dalam self defence terhadap narkoba membuat gue berfikir, sebegitu parahkah remaja Indonesia saat ini?

Kebanyakan remaja, emang sering kali sotoy. Berani berbuat tanpa mempedulikan akibatnya. Sekalinya ngerasa enak pasti bakal dilakuin terus. Dan seperti itulah jalan narkoba jika ingin menghampiri kita.

Tahukah kamu? Tentu tidak heheh , dunia kedokteran melaporkan bahwa sekitar 70 persen pelaku penyalagunaan narkotika adalah para remaja. Remaja yang tidak mau dianggap anak-anak, tetapi masih belum mampu menempati dunia dewasa. Mereka berada pada warna abu abu, berada di tengah tengah. Cukup sering kebingungan jika ingin minum obat, mau pake dosis dewasa apa anak anak?

Tidak disebut anak kecil lagi - belum disebut orang dewasa. Intinya sedang "dalam perjalanan menuju kedewasaan." Dan umur remaja biasanya berkisar 13-21 tahun, umur sekolah. Bayangkan pada usia begini muda sudah terkena racun narkotika. Malahan sekarang juga ada kasus anak TK yang udah kena narkoba ya? Buset.

Gue sendiri cukup penasaran (tapi gak minat nyoba) tentang narkoba, apa jenisnya dan gimana wujudnya? Dari situs Indonesia.com gue kasih tau macem macemnya:

Candu/ madat atau opium, yaitu narkotika yang dinikmati pakai pipa isapan. Dari candu atau opium ini bisa dihasilkan morfin yang berbentuk tepung licin dan halus keputih-putihan atau kuning. Morfin sangat berbahaya karena denyut jantung dan tubuh akan sangat lemah. Morfin biasa dipakai dengan menyuntik pada lengan dan paha. Ngeri ah

Heroin, dihasilkan melalui proses kimia atas bahan baku morfin. Heroin yang diedarkan sering dalam bentuk bubuk berwarna putih keabu-abuan atau coklat. Dinikmati dengan jalan mencium narkotika ini. Kalau pakai suntik, si pemakai sangat menderita dan akhirnya bisa mati. Buset …. Langsung mati.

Shabu shabu adalah heroin kelas2, yang dihisap dengan menggunakan suatu alat khusus, Inia yang biasanya juga sering bikin artis artis Indonesia masuk penjara. 

Ecstasy/ Metamphetamines dalam bentuk pil yang berakibat kondisi tubuh memburuk dan tekanan darah semakin tinggi. Gejalanya: suka bicara, rasa cemas dan gelisah, tak dapat duduk dengan tenang, denyut nadi terasa cepat, kulit panas dan bibir hitam, tak dapat tidur, bernapas dengan cepat, tangan dan jari selalu bergetar. Mau tau lebih lanjut? Tanya aja artis Zarima Mirafsur

Putauw , sebenarnya heroin kelas 5 atau 6 , yang merupakan ampas heroin, digunakannya yaitu dengan cara membakar dan dihisap asapnya.

Ganja atau mariyuana. Ganja paling banyak dipakai. Mungkin karena akibatnya yang tergolong tidak terlalu berbahaya bagi jiwa dan syaraf pemakai.

Hashish. Berbentuk tepung dan warnanya hitam. Ia dinikmati dengan cara diisap atau dimakan. Narkotika jenis yang kedua ini dikatakan agak tidak berbahaya hanya karena jarang membawa kematian.

Semua benda semu itu berujung di kematian. Masih mau nyoba? 
Kalo make kita bisa fly Beh … fly… 

Alah .. mau fly juga gak perlu pake narkoba segala. Bahkan gue sekarang ini lebih lebih milih es buah, daripada make shabu shabu.

Remaja membutuhkan pertolongan Beh! Kita kita memang sering bimbang dalam setiap melangkah. Gampang penasaran n gampang tergoda, dan merasa dewasa adalah alasan utamanya. Secara pribadi, gue sering tuh tergoda sama hal hal negative lainnya. Mulai dari nyoba ngerokok sampe rajin bolos kuliah.

Tapi disinilah peran orang tua dibutuhkan. 

Tidak semua keluarga mampu menciptakan kebahagiaan bagi semua anggotanya. Banyak keluarga berantakan yang ditandai oleh relasi orangtua yang tidak harmonis dan matinya komunikasi antara mereka. Bayangan keluarga bahagia yang selalu menjadi dambaan setiap anak pun memudar. Kemana anak harus berpaling? 

Tapi ini bukan alasan. Gue disesarkan oleh seorang ibu yang hebat. Yang tidak merasa letih dalam setiap memberikan nasihatnya kepada gue. Yang memberikan perlindungan mental kepada gue, menguatkan pendirian gue dan menjadi penyokong gue dalam menghadapi masalah remaja. Gue sendiri sering banget terjerumus, begaul dalam lingkungan kampus yang berbeda dari remaja pada umumnya. Gue kuliah di komunitas anak anak seni, yang selalu diidentikkan dengan preman, drugs dan sebagainya. Godaan setiah saat terus mengalir. Tapi gue bisa membentengi diri gue. Kalu gue bias kenapa kalian nggak?

Keluarga, factor pertama yang berpengaruh dalam liku liku perjalanan seorang remaja. Keluarga yang relevan biasanya akan menularkan pula factor religius kepada anak remajanya. Tameng kedua yang menurut gue sangat berguna dalam membentengi moral dan memerangi narkoba. 

So, Drugs, stay away from me.

Menyumbang Darah

Mendengar kata Donor Darah, yang langsung terpatri di kepala gue adalah jarum dan suntikan. Dua hal yang bikin ngeri dalah kamus hidup gue. Ya, gue emang belum tahu banyak hal mengenai donor mendonor. Apa manfaatnya? Apa pula tujuannya? bagaimana dengan kamu?

Kita bisa melihat, pada event event tertentu lembaga pendidikan, organisasi masyarakat atau instansi instansi pemerintahan biasanya bekerjasama dengan PMI untuk mengadakan aktivitas donor darah secara masal.

Tujuan dari aktifitas ini tentusaja sangat mulia. Darah yang terkumpul dari para pendonor besar manfaatnya bagi mereka mereka yang sedang membutuhkan. Selama ini sering kali kita mendengar kasus kesulitan mendapatkan darah, terutama dari keluarga miskin saat mereka membutuhkan darah di sejumlah rumah sakit negeri maupun swasta. Dimana Rumah Sakit sering beralasan akan ketersediaan darah yang berkurang dan harga darah yang sangat mahal. Darah kadang menjadi langka untuk dicari. 

Bagaimana itu bisa terjadi?

Kegiatan Donor Darah, satu dari sekian banyak kegiatan mulia ini belakangan sudah mulai sepi peminat. Nggak banyak lagi orang orang yang mau nyumbangin darahnya, tak terkeculai dari golongan remaja. 

PMI pun melakukan beberapa macam cara untuk menarik minat masyarakat dalam hal berdonor. Golongan remaja dan pelajar pun tak ketinggalam menjadi sasaran dalam kegiatan sosialisasi donor darah. Waktu gue masih SMA pun, dari ekstra kulikuler Palang Merah Remaja sering kali mengadakan kegiatan donor darah. Dengan iming iming satu mangkok mie telor dan satu gelas susu, biasanya akan banyak sekali siswa siswi yang mendaftar.

Tapi biasanya kekecewaan akan segera muncul ketika beberapa dari mereka ditolak darahnya karena usia yang belum sampai di angka 17 tahun. Ya, ternyata ketika kita ingin mendonorkan darah, ada banyak sekali syarat yang harus kita lalui, khususnya untuk para remaja. Menurut aturan dari PMI, beberapa syarat itu antara lain :

- umur 17 - 60 tahun
( Pada usia 17 tahun diperbolehkan menjadi donor bila mendapat ijin tertulis dari orangtua. Sampai usia tahun donor masih dapat menyumbangkan darahnya dengan jarak penyumbangan 3 bulan atas pertimbangan dokter )
- Berat badan minimum 45 kg, kalau kurang makanya dibanyakin dulu dah.
- Temperatur tubuh : 36,6 - 37,5o C (oral)
- Tekanan darah baik ,yaitu:
- Sistole = 110 - 160 mm Hg
- Diastole = 70 - 100 mm Hg
- Denyut nadi; Teratur 50 - 100 kali/ menit
- Hemoglobin wanita minimal = 12 gr %, Pria minimal = 12,5 gr %

Dalam kurun waktu satu tahun, pendonor pun hanya diperbolehkan mendonor sebanyak 5 kali dengan masing masing jarak penyumbangan selama 3 bulan. Syarat dan ketentuan lain soal donor darah mungkin bias dilihat di situs PMI. 

So, buat para remaja, batas awal pendonoran adalah usia 17 tahun. Trus kalau masih 16 tahun tapi badannya udah segede gajah sudah boleh ikut donor gak?

Sebaiknya jangan, mending Tanya ke dokter deh hehhe. Usia memang cukup berpengaruh dengan kualitas darah seseorang. Dari golongan remaja pun, kebanyakan setelah mereka mendonorkan darahnya biasanya kepala menjadi agak pusing dan berkeringat. Tapi jangan khawatir , itu hanya shock condition saja. Selain pusiang, mual dan sebagainya, pendonor remaja rentan pula terhadap luka kecil karena tusukan jarum saat proses mengambil darah. Komplikasi serius yang biasanya dialami pendonor darah remaja lainnya adalah pingsan, luka gores, dan patah tulang rahang. Serem juga ya.

Masih belum jelas kenapa usia remaja lebih mudah terserang komplikasi serius. Anne Eder, salah seorang ahli mengatakan, anak remaja merespon secara berbeda dari orang dewasa. Berat badan yang tidak tinggi dan bentuk badan yang tidak terlalu besar juga mempengaruhi komplikasi tersebut. Jadi memang, buat remaja yang usianya masih dibawa 17 tahun, sebaiknya mempelajadi prosedur donor darah terlebih dahulu. Kalo ditanya suster waktu mau di suntik, bilang aja umur kamu yang sebenernya. Jangan sampai kesalahan prosedur itu berdampak sama diri kamu sendiri. 

Donor darah emang menguntungkan buat mereka yang membutuhkan darah. Trus buat kita kita apa dong keuntungannya? Ada yang bilang badan jadi tambah gendut, ada juga yang bilang kalau jerawatnya jadi ilang. Yang bener yang mana?

Menurut Dr. Sonia Wibisono yang gue lansir dari situs Depkes, dari sudut medis tindakan menyumbang darah merupakan kebiasaan baik bagi kesehatan pendonor. Salah satunya, dengan berdonor darah secara teratur berarti kita telah melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur pula. Karena memang sebelum mendonorkan darah orang harus lebih dulu diperiksa kesehatannya secara lengkap. 

Jadi, tidak benar bila dikatakan sekali mendonorkan darah kita harus terus-terusan menjadi donor agar tidak terjadi hipertensi (tekanan darah tinggi). Yang benar, itu tadi, bila dilakukan secara teratur, kesehatan kita akan diperiksa secara teratur pula melalui pemeriksaan sebelum berdonor. Lumayan kan, sambil menyelam minum air. Badan sehat, menolong orang pula. Dan dari pengalaman seminggu diopname di rumah sakit, ternyata disuntik itu menyenangkan sekali, apalagi kalau susternya cantik. Gak usah deh khawatir sama jarum suntik lagi (belum yakin sih heheh).

Jadi mulai sekarang jangan pelit pelit kalau mau menyumbang darah, masih banyak yang membutuhkan darah kita, even Cuma setetes doang.

Nyamuk is Emergency !

Ya, demam berdarah, penyakit yang terdengar nggak keren keren amat.

Yang lebih mengejutkan lagi adalah, waktu itu bukan cuma gue aja yang kena demam berdarah, hampir bersamaan satu kelas 30 orang lebih yang kena, termasuk best fren gue. Mulai dari yang culun sampe yang oke juga kena lho. Ternyata nyamuk Aedes aegypti nggak pilih pilih dalam menusuk korbannya.

Mungkin nggak cuma gue, tapi juga beberapa orang bodoh lainnya, yang hanya menganggap kalau demam berdarah itu cuma menggandrungi darah anak anak aja. Ternyata gue salah, gue baru tau kalau semua umur juga masih bisa kena demam berdarah.

Yang namanya demam berdarah sebaiknya jangan dianggap enteng lho. Seringnya terjadi perdarahan hebat dan syok yang muncul dalam masa inkubasi membuat penyakit ini memiliki rekor angka kematian yang cukup tinggi. Oleh karena itu, gue saranin buat kalian agar supaya berhati hati dengan penyakit yang satu ini. Penyakit demam berdarah dalam tingkat manapun harus segera dibawa ke dokter atau Rumah Sakit, mengingat sewaktu-waktu dapat mengalami syok / kematian.

Memang agak susah mengidentifikasi penyakit ini, badan nggak ngerasa demam tapi tiba tiba trombositnya turun, nah berdasarkan pengalaman pribadi gue, ada beberapa petunjuk atau ciri ciri mengenai gejala penyakit ini.

1. Jika kalian tiba tiba merasa nggak enak badan, istilah lainnya demam , disertai sakit kepala berat, sakit pada sendi dan otot (lemah letih dan lunglai deh) kalian boleh merasa waspada. Siaga satu dulu.

2. Memang demam ini akan segera “menghilang” beberapa hari kemuduian, tapi justru disinilah bahayanya. Waktu dimana kalian merasa sembuh inilah masa dimana trombosit kalian akan turun secara perlahan lahan atau disebut dengan masa inkubasi, gue baca tuh di buku Biologi . Orang akan syok dan tidak sadar kenapa tubuhnya tiba tiba lemes.

3. Ya, bintik bintik merah seringkali muncul di awal demam. Ada beberapa kasus juga yang memang tanpa bintik merah tapi tau tau langsung syok. Bintik bintik itu muncul pertanda darah kita telah keracunan virus nyamuk . Pada saat inilah penderita harus dan wajib dibawa ke rumah sakit apapun alasannya.


4. Demam berdarah umumnya lamanya sekitar enam atau tujuh hari dengan puncak demam yang lebih kecil terjadi pada akhir masa demam. Selama masa tunas / inkubasi selama 3 - 15 hari orang yang tertular harus mendapatkan pengobatan untuk menambah kadar trombosit darah.

Yang harus dilakukan untuk mempercepat naiknya trombosit darah antara lain adalah:

Minumlah air putih minimal 20 gelas setiap hari. Kembung kembung dah tuh.

Minum air putih segitu banyak memang terdengar doesn't make a sense, makanya dianjurkan juga untuk meminum minuman pengganti ion tubuh, PocariSweat atau MiZone adalah dua diantaranya. Rasanya juga bermacam macam kan? bisa disesuaikan dengan selera kamu kamu deh.

Jus jambu biji juga adalah salah satu penangkal jitu juga dalah masa inkubasi ini. Gue sendiri tiap hari dipaksa harus minum jus jambu merah ini selama gue di rumah sakit, sampai mencret mencret deh, pokoknya mabok jambu merah biji.

Yang lain yang bisa kamu lakukan, makanlah makanan yang bergizi dan usahakan makan dalam kuantitas yang banyak, ya itu harus. Biarpun tiap ada makanan yang masuk mulut rasanya pasti berubah jadi pahit.

Gue sendiri tadinya ogah disuruh opname di rumah sakit. Kenapa? Karena gue harus berhadapan dengan momok yang selama 19 tahun ini menghantui hidup gue, ya jarum suntik dan jarum infus adalah 2 benda terlarang dalam hidup gue. Pokoknya ogah lagi deh balik ke rumah sakit gara gara Demam Berdarah.

Kondisi nggak enak emang terjadi pas trombosit kita turun. Batas normal trombosit adalah 150 dan waktu di rumah sakit darah gue turun sampe 40, padahal pas masuk masih 68, lemes lemes dah. Mau berdiri pusing, tidur nggak enak, apalagi mau beol, akan sangat tidak nyaman karena infus juga membelit lengan kita. Malahan ada juga yang sampe pingsan waktu beol, untung bukan gue.

Gue sendiri masih beruntung, 40 adalah trombosit terendah gue, tman gue (percaya atau nggak) sempat turun sampe 5. Ya, sampe nggak bisa apa apa, bahkan beberapa kali ganti darah juga. Nggak lagi lagi deh.

Biar kalian terhindar dari Demam Berdarah, memang jargon 3M, menguras, mengubur dan membubuhi bubuk abate adalah salah satu cara yangharus dilakukan. Sekalian bersih bersih lingkungan juga bisa membuat kita tetap sehat bukan. Bukan hanya dari Demam Berdarah tapi juga dengan Malaria, Kolera atau penyakit penyakit lainnya. Kesadaran lingkungan itu kucinya.

Green Day

Coba pejamkan mata kalian sebentar. Bayangkan suasana tempat yang hijau, padang rumput luas. Kalian sayup sayup juga mendengar suara gemericik air gunung yang mengalir melalui sungai sungai bebatuan yang .... sueger airnya. Padang rumput segar yang jika dilihat sampai ke ujung dunia akan berbatasan dengan lagit biru yang juga nggak kalah sueger. Setiap langkah kaki yang kita buat, sekali lagi rambut kita akan dipermainkan oleh angin yang berhembus pelan. Amboi, betapa segarnya udara ini.

Terlalu berlebihan kah?

Mungkin sebagian dari kita akan sangat mudah, bahkan cenderung sedikit lebay dalam berimajinasi tentang kondisi yang tadi gue bayangin. Kemudian, adakah dari kalian yang sulit menghayati imajinasi tersebut? Gimana sih Beh rasanya berjalan diantara rumput rumput hijau itu? Suara angina sepoi sepoi itu merdu nggak sih? Atau gimana bentuk lobang hidung kita kalau lagi menghirup udara segar?

Ya, gue sendiri mengalami sedikit kesulitan dalam menghayati imajinasi gue tadi, kenapa? Karena ini jarang sekali terjadi.

Melihat latar belakang gue, sebagai anak kota, bias dibilang jarang sekali terjadi gue melihat pemandangan rumput hijau, langit biru cerah dengan udara segar sebagai aksesorisnya. Setiap kali gue keluar rumah, berangkat ke sekolah, jalan sama temen bahkan cuma beli gorengan doang di warung sebelah, yang ada adalah suasana panas dan berdebu yang tidak asyik dipandang mata (Itulah salah satu alasan kenapa gue jadi item kayak gini mirip sama dakocan).

Jepara yang notabenya bukan kota politan pun kini kondisinya sudah cukup memprihatinkan, baca: makin panas makin berdebu. Nah gimana kota kota besar seperti Jakarta? Medan? Surabaya atau Bandung? Sudah berubah menjadi neraka dunia kali yak?

Ada sih Beh, padang rumput hijau yang seger seger, tapi cuman ukuran 30 x 30 cm doang, itupun yang sering dijual di toko toko kembang atau yang sengaja ditempel untuk menghiasi taman taman kota.

Isu global warming yang kini udah basi, bukan cumin sekedar isu tapi kini sedang terjadi rasanya tidak akan terselesaikan hanya dengan “niat”.

“Gue bakal nanem 1000 pohon biar saingan sama Ibu Ani Yudhoyono!!”

“Tapi baru niat doang sih Beh?” Aduh capek deh

Sudah banyak kok tips tips mudah n gampang buat mengurangi dampak global warming, mungkin anak anak SD sekarang juga udah tau ye?

Sebagai remaja, yang masih fresh pikirannya, masih belum terbebani biaya gas, BBM dan uang listrik, rasa rasanya tidak bijak sekali jika kita nggak bergerak untuk urusan yang satu ini. Come one? Naruto aja berhasil menguasai jurus seribu bayangan, masak kita kita gak bias yang namanya mengurangi dmapak global warming? Atau segala perusakan lingkungan lainnya?

Ada yang nggak tau caranya?

Pertama, gampang kok, gue rasa kita semua yang dulunya pernah sekolah di bangku SD pasti tau sama slogan “buanglah sampah pada tempatnya” yang seringkali bertengger manis di tiap sudut kelas kita. Ya, buanglah sampah pada tempatnya. Tapi kok nggak kedengeran seru n keren ya?

Percayalah, kalau setiap dari kita membuang sampah ke tempatnya, sekalipun bungkus permen karet doang, yang terbentuk adalah bukan hanya tempat yang bersih tetapi juga mental untuk selalu menjaga lingkunga. Kita akan menjadi lebih peduli terhadap lingkungan. Lautan akan kembali bersih tanpa adanya limbah, dari limbah pabrik sampe limbah kondom. Terumbu karang akan kembali menghiasi lautan kita (geliat pariwisata akan kembali merangkak nih), sungai sungai jernih akan kembali mengaliri kota kota kita, banjir dan tanah longsor akan jarang kita jumpai. Tmbuh tumbuhan pun akan senantiasa menjadikan lingkungan kita sehat, meskipun ini hanya berasal dari membuang seuprit bungkus permen ke tempat sampah

Kedua, kurangilah penggunaan BBM . Agak dilematis sih,mengingat kondisi fisik wilayah kita dan semrawutnya sarana transportasi di Indonesia yang tidak mendukung untuk budaya berjalan kaki, bersepeda, ber sepatu roda atau bahkan berotoped ria. Faktor penghambat emang ada, tapi kita bias menyiasatinya kok. Kurangin BBM, kalau mau beli es cincau di warung sebelah, gak usah deh pake motor segala, mana mesinnya dipanasin selama sejam lagi? Atau beralihlah ke transportasi umum?

Emang transportasi kita amat sangat memprihatinkan, kalo pengen nyaman, ya dirawat dong, berakit rakit dahulu deh, kalo nggak ya …naik becak aja, hehhehe, agak doesn’t make a sense sih kalo ke puncak naik becak.

Ketiga, gue yakin kalian lebih paham gimana caranya bertindak. Sesuaikan kondisi kalian dengan langkah kerja kalian. Mulai dari hal yang sepele, mematikan lampu, belanja pake tas dari rumah, membantu bapak bapak yang sedang bekerja bakti atau kayak gue sekarang ini, memotivasi kamu remaja kreatif kayak kita kita ini.

Let's go !

Senin, 19 Januari 2009

Jangan Main - main dengan alat kelaminmu

Et dah … buka bukan, gue bukan sedang membicarakan buku yang ditulis oleh Djenar Maesa Ayu, yang gue maksud adalah memang benar benar memainkan kelaminmu.

Mempermainkannya sampai terasa nikmat dan …. Aih jadi gak enak sendiri ngomongin ginian di waktu hujan.

Tapi serius, judul ini “jangan main main dengan kelaminmu” atau yang lebih mudah kalian tangkap dengan “jangan masturbasi

Hayoo jujur aja, angkat tangan kalian ke atas tinggi tinggi, siapa di antara kalian yang masih doyan yang namanya masturbasi atau onani.

Kalo ada yang nanya, apasih masturbasi itu, et dah .. gak gaul amat sih heheh, masturbasi atau onani adalah sebuah tindakan berupa rangsangan disengaja yang dilakukan pada organ alat kelamin untuk memperoleh kenikmatan dan kepuasan seksual. Baik cowok maupun cewek ternyata pernah bahkan sering melakukan juga sama yang namanya masturbasi. 95% pria itu pernah melakukan masturbasi. Cewek gimana beh? Mungkin para cewek masih sedikit malu malu dalam melakukannya, tapi 85% menurut survey dilaporkan bahwa cewek cewek juga pernah masturbasi.

Pertanyaan muncul kepermukaan adalah, kenapa orang orang sering melakukan yang namanya masturbasi?

Habis enak siiih

Mungkin itulah kebanyakan jawaban yang akan dilontarkan para pelaku masturbasi, bisa dikatakan kalau masturbasi itu .. ya gitu deh.

Keinginan untuk masturbasi ini biasanya muncul diusia remaja, kayak kita kita ini, usia dimana semuanya berubah. Sebuah perubahan yang mendorong semua organ tubuh kita untuk menyesuaikan diri dengan meningkatnya kadar hormon dari dalam tubuh kita.

Agaknya banyak orang belum cukup mengerti tentang masturbasi, padahal, banyak orang melakukannya. Banyak Informasi yang salah yang beredar di masayarakt mengenai masturbasi. Isu isu tidak manusiawi segera beredar mengenani bahaya masturbasi. Mitos mitos seperti dengkul keropos lah, jad bego lah, jadi cepet tua atau mitos lain seputar masturbasi yang kalo dipikir pikir agak nggakmasuk akal juga.

Buat cowok cowok resiko terbesar jika masturbasi terus menerus dilakukan adalah, kalian nantinya ditakutkan bakal kena ejakulasi dini. Penyakit yang ditakuti sebagian pria. Nah jadi gak bener tuh kalau kebanyakan masturbasi bisa bikin dengkul keropos, bulu bulu numbuh lebat d tangan n kaki.

Kalo buat cewek lebih ngeri lagi efek berkepanjangan jika terus terusan melakukan masturbasi, secara alat kelamin cewek itu kan lebih ringkih, nah kalo salah tusuk gimana?

Sakit minta ampun jadinya … (apalagi setelah melakukannya baru inget kalo dirinya lupa cuci tangan, mana abis beol lagi?)

Nah makanya, berhubung sekarang kita ini juga masih ada kesempatan, gue saranin sih kurangi tuh aktifitas yang namanya masturbasi, isi kegiatan kamu dengan berolah raga, terutapa bagi yang udah addicted, gila masa sehari sampe 4 kali … yang ada hanya “onderdil” kamu yang telah berubah menjadi barang kusut masai.

Masturbasi itukan membutuhkan energi? Jadi mending energi kamu itu disimpen dan disalurkan buat bantu bantu ibu di dapur, bantu bantu tetangga kamu yang gentengnya pada bocor, banyak hal kok yang bikin kita terhindar dari keinginan untuk melakukannya lagi, lagi dan lagi.

Ingat … jangan main main dengan kelaminmu, kalau rusak? Siapa yang mau ganti?