Jumat, 23 Januari 2009

Menyumbang Darah

Mendengar kata Donor Darah, yang langsung terpatri di kepala gue adalah jarum dan suntikan. Dua hal yang bikin ngeri dalah kamus hidup gue. Ya, gue emang belum tahu banyak hal mengenai donor mendonor. Apa manfaatnya? Apa pula tujuannya? bagaimana dengan kamu?

Kita bisa melihat, pada event event tertentu lembaga pendidikan, organisasi masyarakat atau instansi instansi pemerintahan biasanya bekerjasama dengan PMI untuk mengadakan aktivitas donor darah secara masal.

Tujuan dari aktifitas ini tentusaja sangat mulia. Darah yang terkumpul dari para pendonor besar manfaatnya bagi mereka mereka yang sedang membutuhkan. Selama ini sering kali kita mendengar kasus kesulitan mendapatkan darah, terutama dari keluarga miskin saat mereka membutuhkan darah di sejumlah rumah sakit negeri maupun swasta. Dimana Rumah Sakit sering beralasan akan ketersediaan darah yang berkurang dan harga darah yang sangat mahal. Darah kadang menjadi langka untuk dicari. 

Bagaimana itu bisa terjadi?

Kegiatan Donor Darah, satu dari sekian banyak kegiatan mulia ini belakangan sudah mulai sepi peminat. Nggak banyak lagi orang orang yang mau nyumbangin darahnya, tak terkeculai dari golongan remaja. 

PMI pun melakukan beberapa macam cara untuk menarik minat masyarakat dalam hal berdonor. Golongan remaja dan pelajar pun tak ketinggalam menjadi sasaran dalam kegiatan sosialisasi donor darah. Waktu gue masih SMA pun, dari ekstra kulikuler Palang Merah Remaja sering kali mengadakan kegiatan donor darah. Dengan iming iming satu mangkok mie telor dan satu gelas susu, biasanya akan banyak sekali siswa siswi yang mendaftar.

Tapi biasanya kekecewaan akan segera muncul ketika beberapa dari mereka ditolak darahnya karena usia yang belum sampai di angka 17 tahun. Ya, ternyata ketika kita ingin mendonorkan darah, ada banyak sekali syarat yang harus kita lalui, khususnya untuk para remaja. Menurut aturan dari PMI, beberapa syarat itu antara lain :

- umur 17 - 60 tahun
( Pada usia 17 tahun diperbolehkan menjadi donor bila mendapat ijin tertulis dari orangtua. Sampai usia tahun donor masih dapat menyumbangkan darahnya dengan jarak penyumbangan 3 bulan atas pertimbangan dokter )
- Berat badan minimum 45 kg, kalau kurang makanya dibanyakin dulu dah.
- Temperatur tubuh : 36,6 - 37,5o C (oral)
- Tekanan darah baik ,yaitu:
- Sistole = 110 - 160 mm Hg
- Diastole = 70 - 100 mm Hg
- Denyut nadi; Teratur 50 - 100 kali/ menit
- Hemoglobin wanita minimal = 12 gr %, Pria minimal = 12,5 gr %

Dalam kurun waktu satu tahun, pendonor pun hanya diperbolehkan mendonor sebanyak 5 kali dengan masing masing jarak penyumbangan selama 3 bulan. Syarat dan ketentuan lain soal donor darah mungkin bias dilihat di situs PMI. 

So, buat para remaja, batas awal pendonoran adalah usia 17 tahun. Trus kalau masih 16 tahun tapi badannya udah segede gajah sudah boleh ikut donor gak?

Sebaiknya jangan, mending Tanya ke dokter deh hehhe. Usia memang cukup berpengaruh dengan kualitas darah seseorang. Dari golongan remaja pun, kebanyakan setelah mereka mendonorkan darahnya biasanya kepala menjadi agak pusing dan berkeringat. Tapi jangan khawatir , itu hanya shock condition saja. Selain pusiang, mual dan sebagainya, pendonor remaja rentan pula terhadap luka kecil karena tusukan jarum saat proses mengambil darah. Komplikasi serius yang biasanya dialami pendonor darah remaja lainnya adalah pingsan, luka gores, dan patah tulang rahang. Serem juga ya.

Masih belum jelas kenapa usia remaja lebih mudah terserang komplikasi serius. Anne Eder, salah seorang ahli mengatakan, anak remaja merespon secara berbeda dari orang dewasa. Berat badan yang tidak tinggi dan bentuk badan yang tidak terlalu besar juga mempengaruhi komplikasi tersebut. Jadi memang, buat remaja yang usianya masih dibawa 17 tahun, sebaiknya mempelajadi prosedur donor darah terlebih dahulu. Kalo ditanya suster waktu mau di suntik, bilang aja umur kamu yang sebenernya. Jangan sampai kesalahan prosedur itu berdampak sama diri kamu sendiri. 

Donor darah emang menguntungkan buat mereka yang membutuhkan darah. Trus buat kita kita apa dong keuntungannya? Ada yang bilang badan jadi tambah gendut, ada juga yang bilang kalau jerawatnya jadi ilang. Yang bener yang mana?

Menurut Dr. Sonia Wibisono yang gue lansir dari situs Depkes, dari sudut medis tindakan menyumbang darah merupakan kebiasaan baik bagi kesehatan pendonor. Salah satunya, dengan berdonor darah secara teratur berarti kita telah melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur pula. Karena memang sebelum mendonorkan darah orang harus lebih dulu diperiksa kesehatannya secara lengkap. 

Jadi, tidak benar bila dikatakan sekali mendonorkan darah kita harus terus-terusan menjadi donor agar tidak terjadi hipertensi (tekanan darah tinggi). Yang benar, itu tadi, bila dilakukan secara teratur, kesehatan kita akan diperiksa secara teratur pula melalui pemeriksaan sebelum berdonor. Lumayan kan, sambil menyelam minum air. Badan sehat, menolong orang pula. Dan dari pengalaman seminggu diopname di rumah sakit, ternyata disuntik itu menyenangkan sekali, apalagi kalau susternya cantik. Gak usah deh khawatir sama jarum suntik lagi (belum yakin sih heheh).

Jadi mulai sekarang jangan pelit pelit kalau mau menyumbang darah, masih banyak yang membutuhkan darah kita, even Cuma setetes doang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar